![]() |
Ilustrasi: colourbox.com |
Kesan pertama memang
penting. Justru dari kesan pertama itu
orang akan menilai bagaimana kita. Tapi tidak setiap saat setiap orang akan
tampil prima dengan busana yang serba rapi. Terkadang ada orang yang pergi ke
suatu tempat dengan berpakaian lusuh. Mungkin ketika sore hari mampir ke
suatu tempat ketika pulang kerja atau dari perjalanan jauh.
Dulu armarhumah La Rose
pernah menulis di sebuah mejalah bahwa kita jangan mudah terjebak dengan
penampilan seseorang.
Diceritakan suatu
peristiwa di sebuah kota. Seorang bapak yang bernampilan lusuh dan bersandal
jepit memasuki showroom mobil sambil membawa sebuah karung. Sangat bersahaja. Di dalam showroom
itu, bapak tersebut berkeliling ruangan melihat-lihat mobil yang dipajang.
Tidak seorang pun menyambutnya. Ada seorang wanita pramuniaga sedang
melayani dua orang pria parlente. Bapak tersebut mendekati pramuniga itu lalu
bertanya berapa harga mobil sambil menunjuk mobil yang dimaksudnya. Pramuniaga itu
agak tidak senang. Si bapak calon pembeli tersebut kembali bertanya. Apa jawab
si pramuniaga? “Membeli mobil tidak
seperti membeli bakpao..!” Bapak itu terkejut. Baru mengerti mengapa dirinya
tidak dilayani meskipun sudah lama berada di showroom itu. Tentu saja bapak tersebut merasa
tersinggung. Kemudian dilemparkannya
karung yang dibawanya itu sambil berkata, “Ini bisa untuk membali sekapal
bakpao”! Semua orang di dalam ruangan itu terkejut dan segera menoleh ke arah bapak itu.
Mereka melihat uang berserakan dari dalam karung yang dilemparkan bapak
tersebut.
Untuk meredakan
ketegangan, manajer showroom keluar dan
meminta maaf kepada bapak itu. Ternyata bapak itu adalah seorang petani yang
ingin membeli sebuah truk buat mengangkut hasil panennya. Tapi apapun upaya si
manajer sama sekali tidak bisa menolong lagi. Bapak itu segera pergi. Dua orang
parkente yang dilayani dengan istimewa tadi ternyata hanya tanya ini tanya itu
dan tidak membeli satu pun dari moil yang terpajang. Mereka berdua hanya ingin membandingkan harga dengan mobil merek lain.
La Rose pernah menulis
pula tentang pengalaman pribadinya. Oleh karena dia akan mewawanacarai seorang
pejabat penting di Jakarta, maka dia pergi ke sebuah salon yang cukup ternama.
La Rose menunggu hingga dua jam, tidak seorang pun melayaninya. Bahkan ada
seoarang ibu yang baru datang belakangan langsung dilayani tanpa antre. La
Rose pun protes sambil berkata, “Saya tidak akan ke sini kalau tidak akan
bertemu dengan bapak.. (sambil menyebutkan aman). Saya diberitahu bahwa ini
adalah salon yang bonafid, makanya saya ke sini. Tapi sudah dua jam saya
menunggu, tak seoarang pun melayani …” Mendengar ucapan itu, tergopoh-gopoh
orang salon itu mendatanginya. Ternyata istri pejabat yang disiebut La rose tadi
adalah pelangan tetap salon itu. (Bersambung)
Pukul 1:21 WIB. Posting
akan disunting ulang saat sempat.
Tetap semangat! d^_^b
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima kasih telah sempat mampir. Jangan bosan ya.. :-)