![]() |
cosmographica.com |
Secara
dogmatis dalam agama-agama samawi, sangat dipercaya bahwa ada tiga orang yang
pernah naik ke langit. Nabi Idris AS yang bersahabat dengan malaikat Izrail,
Nabi Isa AS yang diangkat ke langit ketika ada rencana pembunuhan atas dirinya
dan Nabi Muhammad SAW saat isra’ mi’raj. Tulisan ini sama sekali tidak membahas
perjalanan ketiga Rasul tersebut atau membahas bahkan tentang polemik pro kontra riwayat
diangkatnya Nabi Isa AS ke langit.
Para petinggi Pentagon dan NASA di
Amerika Serikat mengklaim bahwa mereka telah mendaratkan astronot di bulan
sebanyak 4 kali sepanjang 1969-1973.
Dari
keempat pendaratan tersebut, satu pendaratan yang terekam lengkap secara audio
visual, yakni pendaratan Apollo XI.
Dokumentasi pendaratan itu bisa disaksikan di Museum Aerospace di
Washington, DC.
![]() |
Peluncuran APOLLO XI (foto: .tierraunica.com) |
Kepercayaan
publik menjadi berubah ketika menyaksikan fakta-fakta tipuan super canggih
tersebut dalam satu acara TV FOX-5 pada 15 Januari 2001, Teori Konspirasi: Apakah kita pernah ke bulan? Dalam acara tersebut. terungkap bahwa video dokumentasi pendaratan tiga astronot ke bulan disempurnakan di sebuah studio syuting.
Penipuan
besar-besaran oleh NASA dan Amerika Serikat ini pernah menjadi topik
diskusi hangat di forum yahoogroups yang saya ikuti pada 2003
![]() |
Pesawat APOLLO XI - 20 Juli 1969 (foto: shriworld.com) |
![]() |
badastronomy.com |
Gerakan
para astronot dan kendaraan yang dipakai di bulan, tidak terlihat sama sekali
bahwa mereka berada di ruang hampa anti gravitasi. Ini terlihat makin jelas
setelah gerakan dipercepat 2 – 4 kali.
Bendera
Amerika Serikat yang tertancap di bulan terlihat berkibar-kibar. Padahal di
bulan tidak ada atmosfer. Ada
angin di bulan?
Prof. Johanes Surya pernah memberikan pembelaan atas pertanyaan ini. Simpulan salah yang menyebutkan bahwa foto bendera berkibar di bulan adalah foto palsu. Untuk menancapkan bendera biasanya harus diputar batang benderanya ke kiri ke kanan secara berulang dan itu menyebabkan bendera berkibar. Inilah yang dalam fisika disebut kekekalan momentum sudut. Oleh karena di bulan tidak ada udara, maka gesekan yang menghambat kibaran bendera. Sehingga kibaran bendera itu akan lama berhenti dan terekam dalam gambar. Itu pembelaan secara teoretis. Konon Prof. Johanes Surya - untuk membuktikan teori tersebut secara empiris keadaan bendera berkibar di bulan - belum pernah melakukan eksperimen gerakan itu dalam laboratorium ruang hampa udara. Prof. Johanes Surya juga tidak menjelaskan bahwa bendera di bulan tersebut ditancapkan oleh dua orang. Yang seorang memegang tiang dan seorang lagi merentangkan bendera.
Prof. Johanes Surya pernah memberikan pembelaan atas pertanyaan ini. Simpulan salah yang menyebutkan bahwa foto bendera berkibar di bulan adalah foto palsu. Untuk menancapkan bendera biasanya harus diputar batang benderanya ke kiri ke kanan secara berulang dan itu menyebabkan bendera berkibar. Inilah yang dalam fisika disebut kekekalan momentum sudut. Oleh karena di bulan tidak ada udara, maka gesekan yang menghambat kibaran bendera. Sehingga kibaran bendera itu akan lama berhenti dan terekam dalam gambar. Itu pembelaan secara teoretis. Konon Prof. Johanes Surya - untuk membuktikan teori tersebut secara empiris keadaan bendera berkibar di bulan - belum pernah melakukan eksperimen gerakan itu dalam laboratorium ruang hampa udara. Prof. Johanes Surya juga tidak menjelaskan bahwa bendera di bulan tersebut ditancapkan oleh dua orang. Yang seorang memegang tiang dan seorang lagi merentangkan bendera.
![]() | |
Neil Amstrong dan bendera yang berkibar (foto: shriworld.com) |
![]() |
Foto bendera yang berkibar dari arah lain (foto: shriworld.com) |
Beberapa
pakar Fisika mengatakan bahwa hingga sekarang mereka tidak yakin bahwa manusia
akan terbebas dari radiasi angkasa luar yang hampa udara tersebut. Bahkan
dengan teknologi mutakhir apapun. Belum ada material di bumi sekarang yang mampu melindungi tubuh
dari pengaruh radiasi di angkasa luar seperti yang disebutkan. Lantaran alasan
itu, mantan awak SKYLAB menjelaskan, mengapa Russia (dulu Uni Sovyet) tidak
pernah mengirim awak ke luar angkasa hampa udara atau di luar atmosfer.
Foto-foto
NASA tentang pendaratan APOLLO XI itu diuji oleh para pakar fotografi kelas
dunia. Ternyata banyak bukti yang menyatakan bahwa itu adalah foto-foto palsu.
![]() |
Pengujian foto (foto: barenakedislam.com) |
![]() |
Bekas telapak sepatu Edwin Aldrin (foto: techquark.com) |
![]() | ||
|
Bayangan foto astronot atau pesawat APOLLO XI terlihat di banyak titik(spot) yang berarti memakai pencahayaan dari berbagai sumber (angle). Sementara sumber cahaya di bulan seharusnya hanya dari satu arah, yakni matahari. Tentu saja kamera tidak akan bisa merekam dengan baik bila objek berada searah dari sinar matahari.
Setelah peristiwa pendaratan APOLLO XI di bulan tersebut, banyak astronot yang terbunuh. Mereka adalah para astronot yang tahu terlalu banyak dan begitu vocal mempertanyakan kebenaran pendaratan APOLLO XI di bulan itu. Seorang detektif yang menyelidi kasus terbunuhnya beberapa astronot pada waktu itu mati secara misterius dalam kecelakaan mobil. Bukti-bukti penyelidikan yang telah dikumpulkan detektif itu pun raib hingga kini.
![]() |
Astronot Virgil Grimmson & Kru yang terbunuh (foto: shriworld.com) |
![]() |
Thomas Ronald Baron - Detektif sekaligus Inspektur NASA yang terbunuh (foto: .shriworld.com) |
Apakah
teknologi komputer waktu itu pada 1969 memang lebih canggih dibanding
teknologi komputer masa kini? Sehingga bisa mengontrol pendaratan langsung atau
kata kerennya “live”..!? APOLLO I gagal meluncur dan membunuh semua astronotnya
justru karena gagal uji coba komunikasi antara ruang kontrol dan para astronot
tidak tersambung.
Salah
satu astronot yang terbunuh sempat melontarkan kalimat,” bagaimana mau
komunikasi ke bulan, sedangkan komunikasi antar ruang saja tidak bisa dilakukan
dengan baik”?
Pada
saat itu pula, juru bicara NASA membantah bahwa pendaratan APOLLO XI di bulan
adalah penipuan. “Bila memang penipuan, bagaimana mungkin seluruh kru NASA dan
semua yang terlibat dalam projek ini bisa tertipu semua?”
Kemudian
orang-orang yang melakukan kritik dan menyatakan ketidakpercayaan, menantang
para petinggi NASA. “Jika memang benar APOLLO XI dan dua astronotnya pernah
mendarat di bulan, coba dibuat teleskop yang super canggih dan super teliti
untuk melihat bekas-bekas pendaratan APOLLO XI, mobil astronot dan bendera
Amerika Serikat yang ditinggalkan di bulan itu..”
Hingga
kini, tidak ada niat dan rencana dari pihak Amerika Serikat untuk membuat
teleskop super canggih tersebut.
Begitu simpang siurnya berita tentang peluncuran APOLLO XI tersebut, sampai-sampai tersebar kabar bahwa Neil
Amstrong terbunuh tidak lama kemudian setelah dia kembali ke bumi. Neil Amstrong terbunuh lantaran dia mengungkapkan bahwa dia mendengar suara azan di tempat pendaratan APOLLO XI
atau tepatnya di bulan.
Ada dua versi yang menjelaskan apa
motif dari pembunuhan atas dirinya. Versi pertama, Neil Amstrong masuk Islam
setelah dia mendengar suara (azan) di bumi - tepatnya dari salah satu masjid di
Amerika Serikat waktu itu. Suara yang
dia dengar itu sama persis dengan suara sayup-sayup yang dia dengar di bulan.
Versi kedua, Neil Amstrong tidak percaya bahwa dirinya telah didaratkan di
bulan setelah mendengar suara (azan) yang dia dengar (di bumi) ternyata sama dengan suara yang dia dengar
ketika mendarat (di bulan). Pada saat mendarat (di bulan), dia begitu yakin dan
sempat mengungkapkan kalimat, "one small step for man; one giant leap for mankind“ (satu langkah kecil bagi manusia, satu lompatan besar bagi umat manusia). Keyakinan itu berubah karena suara azan itu. Salah satu spekulasi menyebutkan bahwa APOLLO XI itu bukan mendarat di bulan, melainkan mendarat di padang pasir Mesir.
Ketika ketiga astronot ditanya oleh wartawan Patrick Moore dalam suatu konferensi usai kembali ke bulan, "Apakah Anda bisa melihat bintang-bintang pada siang hari dari bulan"? Neil Amstrong menjawab, "Tidak! Kami tidak bisa melihat.. kecuali melalui layar instrumen".
![]() |
Astronot Neil Amstrong (foto: en.wikipedia.com) |
![]() |
Astronot Edwin Aldrin (foto: en.wikipedia.com) |
Konon
waktu itu, hanya para ilmuwan Jepang yang tidak percaya bahwa NASA telah
mendaratkan pesawat APOLLO XI bersama para astronotnya d bulan.
Kabarnya
setelah pengungkapan fakta-fakta tipuan manusia ke bulan itu, para ilmuwan
Jepang meluncurkan wahana angkasa luar untuk memotret secara detil permukaan
bulan. Benarkah ada dua rongsokan bekas pendaratan Neil Amstrong dan Edwin
Aldrin serta bendera Amerika Serikat, The Star Spangled banner? Belum ada kabar
hingga kini bagaimana hasi peliputan wahana angkasa luar itu.
Projek
pendaratan APOLLO XI di bulan tersebut menelan biaya US $40 miliar. Salah
seorang yang memberi kritik berujar, “Sangat mudah memang membuat film
super canggih kalau dananya US $40 miliar”! Dengan dana sebesar itu, propaganda
alias penipuan besar-besaran ke seluruh
penjuru dunia tentu sangat mudah dilakukan. Penipuan itu sengaja dirancang untuk menujukkan keunggulan Amerika Serikat melawan Uni Sovyet pada era Perang Dingin. Hanya orang-orang di negara-negara berkembang dan di negara-negara Blok Barat yang percaya bahwa orang Amerika telah mendarat di bulan. Bahkan di Indonesia telah menjadi bahasan utama dalam kurikulum pelajaran IPA di Sekolah Dasar selama puluhan tahun.
Anda
masih percaya bahwa manusia Amerika Serikat pernah ke bulan? Anda punya pilihan!
Tetap
semangat! d^_^b
Elaborate 'hoax' a case of lunar lunacy
The Moon HOAX Theory
Elaborate 'hoax' a case of lunar lunacy
Historic Launch Of NASA's Apollo 11 Saturn V To The Moon!
Al-Qur’an dan Sains (2) : Benarkah Manusia Mampu Ke Bulan?
Kembali ke Beranda
tidak percaya,sebab bulan adanya dilangit 3,jangankan kelangit 3,kelangit ke 1 pun manusia tidak akan bisa,karna jarak bumi dan langit bisa nyampai 500 juta tahun jaraknya,intinya saya tidak percaya
BalasHapus