badassdigest.com |
Masih ingat film Pemberontakan G30S/PKI
yang pada era Orde Baru diputar di TVRI setiap malam 30 September? Kini muncul
film dari sisi lain. Film pembantaian jutaan orang yang dituduh anggota atau
simpatisan PKI oleh pendukung rezim Orba. Rezim Orba itu sendiri disebutkan dalam sejarah politik ekonomi sebagai kaki tangan imperialis atau tepatnya simpatisan Blok Barat di Asia. Pelajaran-Pelajaran dari Kudeta 1965 - Wikipedia - Sarwo Edhie Wibowo
Film The Act of Killing yang bercerita
mengenai pembunuhan masal terhadap kader dan simpatisan Partai Komunis
Indonesia tahun 1965 akan diputar di layar lebar pada 7 November mendatang di
Denmark. Film ini diputar pada event besar di 56 kota Denmark serta di 60
bioskop di Denmark. Setelah penayangan film ini, penonton diundang untuk
berpatisipasi langsung untuk menghadiri sesi tanya jawab.
Di Denmark film The Act of Killing juga
disebut dengan judul Free Men. Pemutaran film diselenggarakan di bawah Doxbio,
platform dokumenter khusus yang tersebar di Denmark.
Laman resmi Doxbio menyebutkan, setelah
sukses diputar di Telluride Film Festival (AS) dan Toronto International Film
Festival (Kanada), film The Act of Killing telah menjangkau secara luas dan
sambutan hangat atas film ini berkembang lebih besar dari yang pernah
diharapkan. The Act of Killing adalah film terbaik dan paling mengerikan di
Festival Film Toronto tahun ini, setiap bingkainya menakjubkan," tulis The
Guardian English.
The Act of Killing (2012) disutradarai oleh
Joshua Lincoln Oppenheimer. Ia merupakan sutradara Amerika yang tinggal di
London. Sutradara kelahiran 23 September 1974 ini memproduksi film seri pada
2004 hingga 2008 di Indonesia.
Ia mulai menggarap film The Act of Kiling
pada 2005 dan telah membuat film selama tiga tahun bersama para penyintas
(survivor) pembantaian massal 1965-1966.
Film fiksi dokumenter berdurasi 115 menit
ini menceritakan tentang pembantaian pada masa G 30 S/PKI, ketika pemerintah
Indonesia digulingkan oleh militer pada 1965. Lebih dari satu juta orang
komunis,yang dituduh komunis, etnis Tionghoa, dan intelektual, dibunuh dalam
waktu kurang dari satu tahun.
The Act of Killing bercerita tentang para
pembunuh yang menang, dan wajah masyarakat yang dibentuk oleh mereka. Ini
sebagian besar gambarnya mengambil di sekitar Medan, Sumatera Utara antara 2005
sampai 2011. Pengambilan gambar dan wawancara selama tujuh tahun ini
menghasilkan kurang lebih 1.000 jam rekaman. Ini memerlukan banyak editor dan
waktu satu setengah tahun di London dan Copenhagen untuk menyunting rekaman
tersebut menjadi film ini. Penyuntingan suara dan koreksi warna dilakukan di
Norwegia.
Werner Herzog, sutradara Jerman dan Errol
Morris sutradara Amerika merasa cukup terpesona setelah melihat preview awal
film The Act of Killing dan ingin menandatangani sebagai produser eksekutif.
Referensi: YAHOO! INDONESIA - OMG! - Toronto Report
Kembali ke Beranda
Referensi: YAHOO! INDONESIA - OMG! - Toronto Report
Kembali ke Beranda
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima kasih telah sempat mampir. Jangan bosan ya.. :-)