Jumat, 27 April 2012

Uang Koin dalam Sepatu

successandfailure.net

Seorang laki-laki muda, mahasiswa di salah satu universitas, suatu hari berjalan-jalan bersama seorang profesor, yang biasa disebut sebagai “teman mahasiswa.”

Saat berjalan bersama, mereka melihat sepasang sepatu tua yang tergeletak di jalan. Mereka menduga milik seorang miskin yang bekerja di dekat lapangan, dan hampir selesai dari pekerjaannya.

Mahasiswa itu menoleh kepada profesor dan berkata: "Mari kita kerjain pemilik sepatu ini. Kita akan menyembunyikan sepatunya, lalu kita menyembunyikan diri di balik semak-semak dan menunggu untuk melihat kebingungannya ketika dia tidak dapat menemukan sepatunya"

Mendengar ajakan mahasiswa itu, sang profesor menjawab, "Teman mudaku, kita seharusnya tidak menghibur diri dengan mengorbankan orang miskin. Karena kamu kaya, mungkin akan dapat memberikanmu kesenangan yang jauh lebih besar melalui orang miskin ini. Coba saja masukkan uang koin ke dalam masing-masing sepatu. Kemudian kita akan menyembunyikan diri untuk melihat bagaimana penemuan koin itu akan mempengaruhi dirinya. "

Mahasiswa itu melakukan ide yang disarankan sang profesor. Mereka berdua menyembunyikan diri di balik semak-semak di sekitarnya. Orang miskin tersebut yang telah bergegas menyelesaikan pekerjaannya, menuju ke lapangan tempat dia meninggalkan mantel dan sepatu. 

Sambil mengenakan mantelnya, dia memasukkan kakinya ke salah satu sepatunya, tetapi merasa ada sesuatu yang keras. Kemudian dia membungkuk untuk melihatnya dan menemukan sebuah uang koin. Perasaan heran dan bertanya-tanya terlihat di wajahnya. Dia menatap koin, melihat lagi dan lagi. 

Dia pun melihat ke sekelilingnya di semua sisi. Tidak ada orang yang terlihat. Lalu di memasukkan uang koin itu ke dalam sakunya, dan mulai mengenakan sepatu yang satunya. Dia terkejut untuk kedua kalinya karena menemukan koin yang lain. 

Perasaan gembira menyelimuti hatinya. Dia jatuh berlutut, menengadah ke langit dan mengucapkan keras-keras rasa syukur yang sungguh-sungguh. Dia berbicara sendiri tentang istrinya yang sedang sakit dan tak berdaya, serta anak-anaknya yang tanpa persediaan roti di rumah. Dia merasakan karunia tepat waktu dari beberapa tangan yang tidak diketahui, dan telah menyelamatkannya dari kehancuran.

Mahasiswa yang berdiri di sana sangat tersentuh hatinya dan sangat terharu, matanya berlinang penuh dengan air mata.

"Sekarang bukankah hal ini membuat kamu menjadi jauh lebih baik dibanding dengan kesenangan kamu mempermainkan perasaan orang lain dengan perbuatan usil yang kamu maksudkan?!" kata profesor

Si pemuda menjawab, "Anda telah mengajari saya sebuah pelajaran yang tidak akan pernah saya lupakan. Sekarang saya telah merasakan kebenaran kata-kata Anda, yang saya tidak pernah mengerti sebelumnya. Adalah lebih berbahagia memberi dari pada menerima."

__________________________________
Disalin utuh dari: erabaru.net dengan perbaikan tata bahasa Indonesia. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima kasih telah sempat mampir. Jangan bosan ya.. :-)