Pilot Yablonstsev di cockpit pada penerbangan pertama.. foto: (c) Sergey Dolya |
Pesawat Sukhoi SuperJet-100 yang dipastikan
jatuh di Gunung Salak dikemudikan oleh warga Rusia Aleksandr Yablontsev. Pilot
tes senior itu rupanya mantan pilot tempur Uni Soviet. Dia bahkan pernah
menjalani pendidikan sebagai kosmonot.
Pria bernama lengkap Aleksandr Nikolaevich Yablonstsev itu lahir di Warsawa,
kini ibu kota Polandia, pada 1955. Di situs www.astronautix.com,
dia tercatat pernah mendapat pelatihan misi luar angkasa, sehingga statusnya
adalah kosmonot atau antariksawan Soviet.
Karir militernya dimulai sejak 1976, selepas lulus dari Sekolah Pilot Militer Armavir, Rusia. Pendidikan penerbangan lanjutan dia tempuh di Institut Penerbangan Moskow, lulus pada 1989.
Sepanjang 1989 hingga 1991, Yablonstsev mengikuti pendidikan pilot untuk program antariksa alias kosmonot. Dikabarkan dia pernah beberapa kali mengemudikan pesawat ulang-alik Buran selama periode itu.
Karirnya di militer selesai pada 1997. Setahun sesudahnya, dia mulai bekerja sebagai pilot penerbangan sipil di maskapai Rusia Transaero Airlines. Tidak ada data kapan dia mulai bekerja sebagai pilot untuk Sukhoi.
Sebelum kecelakaan kemarin, dia sempat berfoto bersama pramugari-pramugari dari Perusahaan Indonesia Sky Aviation. Masih belum jelas nasib Yablonstsev beserta para kru.
Seperti diberitakan sebelumnya, pesawat Sukhoi Superjet 100 hilang kontak di kawasan Bogor, Jawa Barat sekitar pukul 14.51 WIB, Rabu (9/5). Pesawat itu berada di Indonesia dalam rangka demonstrasi penerbangan di Bandara Halim Perdanakusuma.
Kegiatan tersebut merupakan bagian dari rangkaian “road show” yang dilakukan oleh maskapai penerbangan Sukhoi Civil Aircraft di sejumlah negara di Asia Tenggara dan Asia Tengah.
Karir militernya dimulai sejak 1976, selepas lulus dari Sekolah Pilot Militer Armavir, Rusia. Pendidikan penerbangan lanjutan dia tempuh di Institut Penerbangan Moskow, lulus pada 1989.
Sepanjang 1989 hingga 1991, Yablonstsev mengikuti pendidikan pilot untuk program antariksa alias kosmonot. Dikabarkan dia pernah beberapa kali mengemudikan pesawat ulang-alik Buran selama periode itu.
Karirnya di militer selesai pada 1997. Setahun sesudahnya, dia mulai bekerja sebagai pilot penerbangan sipil di maskapai Rusia Transaero Airlines. Tidak ada data kapan dia mulai bekerja sebagai pilot untuk Sukhoi.
Sebelum kecelakaan kemarin, dia sempat berfoto bersama pramugari-pramugari dari Perusahaan Indonesia Sky Aviation. Masih belum jelas nasib Yablonstsev beserta para kru.
Seperti diberitakan sebelumnya, pesawat Sukhoi Superjet 100 hilang kontak di kawasan Bogor, Jawa Barat sekitar pukul 14.51 WIB, Rabu (9/5). Pesawat itu berada di Indonesia dalam rangka demonstrasi penerbangan di Bandara Halim Perdanakusuma.
Kegiatan tersebut merupakan bagian dari rangkaian “road show” yang dilakukan oleh maskapai penerbangan Sukhoi Civil Aircraft di sejumlah negara di Asia Tenggara dan Asia Tengah.
Berita terkait:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima kasih telah sempat mampir. Jangan bosan ya.. :-)